Pantun kekasih
Buah jering di atas para,
Di ambil budak bawa berlari,
Kering laut tanah malaka,
Baru saya mengkirkan janji.
Limau perut lebat di pangkal,
Batang selasih condong uratnya,
Hujan ribut dapat di tangkal,
Hati kasih apa ubatnya?
Layang layang disambar nuri,
Madu kelapa dalam tempayan,
Selagi tak hilang bukit puteri,
Tidak ku lupa kasih mu tuan,
Indah nian bulan mengambang,
Keliling pula bintang bercahya,
Wajah tuan bila ku pandang,
Bagai melihat pintunya syurga.
Surat kulayang untuk berkata,
Penyampai hasrat kata dihati,
Kalau la sungguh kasihkan saya,
Jangan dibuang sampai ke mati.
Kedondong batang sumpitan,
Batang padi saya lurutkan,
Tujuh gunung sembilan lautan,
Kalau tak mati saya turutkan.
Ke teluk sudah ke siam sudah,
Ke mekah saja aku yang belum,
Ku peluk sudah ku cium sudah,
Bernikah saja aku yang belum.
Ditanjung katung airnya biru,
Disitulah tempat mencuci mata,
Duduk sekampung lagikan rindu,
Inikan pula jauh di mata.
Laju laju perahu laju,
Laju nya sampai ke surabaya,
Lupa kain lupakan baju,
Tapi jangan lupakan saya.
Bunga rampai di dalam puan,
Buluh perindu di atas gunung,
Adakah smpai kepada mu tuan!
Rindu kekanda tidak tertanggung.
Ribu ribu pokok mengkudu,
Cincin permata jatuh ke ruang,
Kalau rindu sebut nama ku,
Air mata jangan di buang.
Dari mana punai melayang,
Dari paya turun ke padi,
Dari mana datang nya sayang,
Dari mata turun ke hati.
Berkurun lama pergi menjauh,
Wajah ku lihat di dalam mimpi,
Kalau dah kasih sesama sungguh,
Kering lautan tetap ku nanti.
Anak buaya anak memerang,
Anak biawak luka kepala,
Badan merantau sakit dan senang,
pada adinda sedikit tak lupa.
Ku kutip bunga buat karangan,
Karangan di letak di atas peti,
Ingin ku sunting bunga di jambangan,
Buat penyeri ditaman hati.
Burung merpati terbang melayang,
Singgaj sebentar dipohon meranti,
Rindu hatiku bukan kepalang,
Wajahmu tuan termimpi mimpi.
Gunung tinggi dilitupi awan,
Berteduh langit malam dan siang,
Bila adik mengirimkan pesan,
Hancur seluruh sendi abang.
Air pasang limpah ke pasar,
Tanam pinang kelapa mati,
Dimana lah tuan belajar,
Pandai mencari isyarat hati.
Petik sayur sidaun maman,
Makan berulam daun bergaga,
Habis tahun berganti zaman,
Kasih tuan ku nanti jua.
Indra giri pasir nya lumat,
Kerang bercampur dengan lokan,
Ibarat nabi kasihkan umat,
Begitu saya kasihkan tuan.
Ulasan